Sabtu, Mei 29



Insdustri Sepeda Motor Sambut Pembatalan Pembatasan Subsidi BBM
Sabtu, 29 Mei 2010 | 06:04 WIB

Ribuan pengendara motor terjebak macet di Karawang, Jawa Barat, saat akan mudik ke kampung halaman mereka (18/9). Jutan orang meningglkan kota-kota besar untuk merayakan Lebaran.
Jakarta - Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata merespons positif keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang membatalkan pembatasan subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk sepeda motor.
"Berarti pemerintah mendengarkan aspirasi masyarakat kelas bawah," kata Gunadi Jumat (28/5).Menurut Gunadi, pengguna sepeda motor di Indonesia mayoritas memang berasal dari golongan menengah ke bawah. Namun, sepeda motor berpengaruh langsung terhadap aktivitas perekonomian, misalnya layanan pesan-antar dan kurir. "Kalau subsidi jadi dibatasi, dampaknya besar sekali terhadap pendapatan masyarakat," kata Gunadi lagi.
Gunadi menuturkan, selama 30 tahun terakhir industri sepeda motor di Indonesia rata-rata tumbuh 12,5 sampai 15 persen per tahun. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat tahun-tahun ke depan.
Sampai tahun 2009, sebanyak 51 juta unit sepeda motor diproduksi di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 35 juta unit yang beredar di jalanan.
Saat ini rasio sepeda motor dan penduduk di Indonesia adalah 8:1. "Seharusnya lebih kecil lagi," kata Gunadi. Ia mencontohkan, rasio sepeda motor dan penduduk di negara tetangga, Malaysia adalah 4:1, sedangkan di Jerman yang notabene negara maju rasionya 1,2:1.
Namun, infrastruktur Indonesia dinilainya belum siap mendukung pertumbuhan sepeda motor. "Seharusnya pemerintah lebih memikirkan infrastuktur untuk sepeda motor, karena sepeda motor itu angkutan yang relatif mudah, murah, dan efisien dibanding mobil," kata Gunadi.